Jurnalis dinilai telah berhasil meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap isu-isu lingkungan hidup, khususnya perubahan iklim yang dampaknya makin dirasakan oleh manusia, melalui berbagai artikel maupun berita di media massa.
“Capaian (pemahaman masyarakat) itu, tentunya tidak bisa dilepaskan dari kiprah para jurnalis yang telah memaparkan kita semua terkait isu penting ini,” ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, dalam keterangannya terkait Green Press Community (SIEJ) bertema “Komunikasi, Jurnalisme dan AI dan Digitalisasi dalam Narasi Isu Lingkungan” di Jakarta, pada Rabu (8/11/2023).
Menurut Nezar Patria, jurnalis juga banyak berperan dalam memberikan kontribusi penyadaran publik terhadap isu lingkungan lainnya, sehingga muncul upaya aktivisme perlindungan lingkungan hidup yang kini telah menjadi bagian dari banyak lini kehidupan.
Upaya peningkatan pemahaman dan amplifikasi eksposur terhadap isu lingkungan ini diharapkan terus dilakukan agar dampaknya semakin meluas.
“Narasi terkait isu lingkungan, perlu dihasilkan dengan memperhatikan kaidah komunikasi yang tepat, khususnya dalam penerapan praktik komunikasi, dan pembingkaian isu iklim yang berkesesuaian,” jelasnya.
Untuk itu, Wamen Nezar Patria menyarankan tiga strategi pendekatan agar urgensi isu lingkungan bisa menjadi perhatian bersama.
“Pertama, Bingkai Tanggung Jawab yang menekankan tanggung jawab kolektif dalam isu lingkungan. Kedua, Bingkai Konsekuensi yang menekankan dampak ekonomi dari perubahan iklim. Dan ketiga, Bingkai Konflik yang menunjukkan ketidakselarasan pandangan berbagai pihak dalam menanggapi isu lingkungan,” tuturnya.
Sedangkan untuk meningkatkan sensitivitas dan kesadaran masyarakat mengenai isu lingkungan hidup, Wamenkominfo menyarankan beberapa langkah yang dapat ditempuh jurnalis.
Langkah tersebut merupakan upaya membumikan isu lingkungan supaya tidak lagi sulit dicerna oleh masyarakat kebanyakan.
“Dengan mengangkat isu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, menggunakan diksi yang tepat, mudah, dan terbuka terhadap berbagai sudut pandang, serta menyadari interseksionalitas dampak krisis iklim seperti ketahanan pangan, kelangkaan air, kemiskinan, dan instabilitas politik,” kata Nezar Patria.
Dia menegaskan komitmen Pemerintah atas isu lingkungan hidup, khususnya dalam tiga isu krusial yang menjadi perhatian dalam forum internasional, yaitu pemulihan berkelanjutan pasca pandemi COVID-19, peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan untuk perlindungan lingkungan hidup, serta peningkatan mobilisasi sumber daya untuk perlindungan lingkungan hidup dan pengendalian perubahan iklim.
“Tentunya rekan – rekan jurnalis dan aktivis lingkungan tidak bekerja sendiri Pemerintah pun memiliki perhatian khusus pada isu-isu lingkungan,” pungkas Wamenkominfo.