NASIONAL

Mengenal KH Abdul Wahid Hasyim, Menteri Agama Penerima Gelar Pahlawan Nasional

×

Mengenal KH Abdul Wahid Hasyim, Menteri Agama Penerima Gelar Pahlawan Nasional

Share this article

KH Abdul Wahid Hasyim Lahir di Jombang, 1 Juni 1914. Berkat kecerdasannya, Kyai Wahid, demikian biasa disapa, telah khatam Al-Qur’an pada usia 7 tahun. Kyai Wahid juga dikenal mahir menggunakan huruf latin, bahasa Belanda dan Inggris pada usia 15 tahun, tanpa mengenyam pendidikan kolonial.

Kyai Wahid pada 1943 menjabat sebagai Ketua Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). Putera pendiri Nahdlatul Ulama (KH Hasyim Asy’ari) ini juga terlibat dalam keanggotaan BPUPKI dan PPKI dan menjadi anggota termuda yang menandatangani Piagam Jakarta.

Ayahanda dari KH Abdurrahman Wahid ini merupakan Menteri Agama RI keempat dengan jabatan tiga periode kabinet, yaitu: Kabinet Republik Indonesia Serikat (20 Desember 1949 – 6 September 1950), Kabinet Natsir (6 September 1950 – 27 April 1951), dan Kabinet Sukiman Suwirjo (27 April 1951 – 3 April 1952). Selama menjadi Menteri Agama RI, banyak terobosan yang dilakukan Kyai Wahid, antara lain mendekritkan berdirinya Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAIN).

Imam Besar Masjid Istiqlal, KH Nasaruddin Umar, dalam satu kesempatan di tahun 2011 pernah mengatakan, nama besar KH Abdul Wahid Hasyim dengan segudang pemikirannya yang telah memberikan kontribusi bagi perjuangan kemerdekaan dan pembangunan Indonesia, senantiasa memberi spirit dan semangat bagi generasi kemudian. Karena itu, tokoh ini menjadi sosok yang perlu kita tiru dan teladani.

“Ketokohan Kiai Abdul Wahid Hasyim senantiasa memberi spirit dan semangat bagi perjuangan umat Islam, perlu kita teladani,” demikian kata Nasaruddin Umar yang saat itu menjabat sebagai Dirjen Bimas Islam. Kesan ini disampaikan Nasaruddin Umar dalam peringatan 1 Abad KH A. Wahid Hasyim di Masjid At Tien, Jakarta, Kamis, 2 Juni 2011.

Menurut Nasaruddin Umar, jasa KH Abdul Wahid Hasyim sangat besar, termasuk dalam proses kelahiran dasar negara Pancasila. “Barangkali tidak akan lahir Pancasila tanpa umat Islam yang dimotivasi Kiai Wahid Hasyim,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, hal senada disampaikan Imam Besar Masjid At Tien, Maftuh Basyuni. Menurutnya, KH A Wahid Hasyim kendati hanya berumur sangat pendek (39 tahun), namun berjasa sangat besar bagi pembentukan Kementerian Agama.

“Dia yang mengusulkan pembentukan Kementerian Agama, meski bukan sebagai Menteri Agama pertama,” tuturnya sembari mengatakan bahwa kelahiran Kementerian Agama menjadi sebuah jembatan antara santri dengan intelektual.

KH Abdul Wahid Hasyim meninggal di Cimahi, Jawa Barat, pada 19 April 1953 di usia 39 tahun. Almarhum dimakamkan di Tebuireng, Jombang. Jawa Timur. Almarhum juga telah dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional.

KH Abadul Wahid Hasyim menikah di usia 25 tahun dengan Nyai Hj Solichah, putri KH. Bisri Syansuri, dan dikaruniai enam anak, yaitu: Abdurrahman Wahid. Presiden Republik Indonesia keempat, Aisyah Hamid, Sholahuddin Wahid, Umar Wahid, Lily Wahid, dan Hasyim Wahid.