Program Electricfying Agriculture (EA) yang digulirkan PT PLN mampu membuat petani Indonesia naik kelas. Hingga September 2023, sebanyak 230.555 pelanggan di Indonesia merasakan manfaat dari program EA.
Meningkatnya konsumsi listrik masyarakat dalam beberapa tahun terakhir, ternyata juga diimbangi dengan naiknya produktivitas. Terbukti melalui program elektrifikasi pertanian atau electrifying agriculture (EA) yang digagas PT PLN membuat produksi petani, peternak, perkebunan hingga perikanan di beberapa tempat semakin banyak dan kerja mereka semakin efisien.
Seperti yang dialami Kelompok Tani (Poktan) Bawang Merah Ngudi Makmur di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Ilyas Suprapta, salah seorang anggota Poktan, mengaku bahwa dirinya berhasil melakukan efisiensi biaya operasional hingga 90 persen sejak beralih menggunakan listrik untuk mengairi sawahnya dari 2022.
“Setelah beralih ke energi listrik setahun lalu, efisiensi biaya untuk penyiraman jadi sangat tinggi dari Kelompok Tani kami,” ujar Ilyas Suprapta seperti dilansir dari situs pln.co.id, Minggu (29/10/2023).
Oleh karena itu, keberadaan program EA berhasil membuat Kelompok Tani Ngudi Makmur yang di dalamnya terdapat 801 petani mampu menghemat hingga 90 persen untuk biaya penyiraman setiap musimnya.
Program EA juga berhasil menekan biaya produksi petani jeruk di Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Para petani memanfaatkan program EA dengan beralih dari BBM ke listrik PLN untuk pengairan. Hasilnya mampu menekan biaya produksi sekitar 30 persen yang berasal dari penghematan biaya BBM untuk penggunaan genset.
“Peralihan bahan bakar diesel ke listrik cukup efektif dalam menekan biaya produksi. Sehari pakai pompa air dengan diesel memerlukan 10 liter BBM mengeluarkan Rp68.000, sementara untuk listrik hanya memerlukan 20 kWh per hari atau sekitar Rp20.000 saja,” jelas Happy Syaifullah, petani jeruk di Desa Bolo, Kabupaten Gresik.
Dirinya juga menjelaskan, sebelum memakai PLN, panennya hanya menghasilkan 2 ton per hektare setiap bulan. Sementara setelah menggunakan listrik PLN, panennya meningkat menjadi 5 ton per hektare setiap bulan.
“Dengan pengairan kebun yang lancar dan mudah membuat pohon tumbuh sehat dan menghasilkan buah yang melimpah. Saat ini kami bisa memanen 200 ton jeruk setiap bulan untuk luas lahan 40 hektare,” kata Happy.
Manfaat positif program EA Ini juga dirasakan oleh Manager Produksi PT Niki Tunggal Didik. Perusahaan ini mengelola peternakan yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Peternakan tersebut merasakan produktivitas budi daya ayam meningkat hingga 20 persen dan dapat menghemat biaya produksi dengan menggunakan listrik PLN. Untuk 1.000 ekor ayam petelur setelah 12 minggu pemeliharaan dalam kandang listrik bisa menghasilkan 10.000 telur, dari sebelum menggunakan listrik PLN hanya menghasilkan 8.000 telur.
Program elektrifikasi pertanian yang digulirkan PT PLN mampu membuat petani Indonesia naik kelas. Hingga September 2023, sebanyak 230.555 pelanggan di Indonesia merasakan manfaat dari program EA. Teknologi pertanian berbasis listrik mampu meningkatkan produktivitas dan meningkatkan pendapatan petani.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, program EA merupakan salah satu inovasi PLN dengan pemanfaatan energi listrik di bidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan, serta peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional para petani.
“Melalui program ini PLN berupaya menciptakan creating shared value (CSV) bagi masyarakat dan lingkungan sekitar lewat berbagai inovasi teknologi kelistrikan. Electrifying agriculture merupakan program yang digagas oleh PLN, melalui program ini kami berharap kualitas dan kuantitas produktivitas para petani kita dapat meningkat, maju dan modern,” ujar Darmawan Prasodjo.
Dari catatan PLN, total daya tersambung pelanggan EA mencapai 3.561,31 Megavolt Ampere (MVA). Pemanfaatan EA ini tumbuh 14,24% dibandingkan September 2022. Pada September saja ada 27.866 pelanggan baru yang beralih ke alat pertanian berbasis listrik.