Majalengka. Kontestasi pilkada serentak dijadwalkan akan digelar pada bulan November nanti, namun tensi politik di kabupaten Majalengka terus naik dan cenderung memanas. Berbagai relawan pendukung calon bupati bermunculan sehingga menimbulkan perang terbuka di media sosial
Majelis Permusyawaratan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila kabupaten Majalengka hingga kini masih pasif dan cenderung netral dalam menyatakan dukungan. Hal ini dikatakan oleh ketua MPC Pemuda Pancasila Majalengka, Enther Nizar. Selasa, (26/03)
“dikarenakan semua calon bupati Majalengka yang muncul hingga saat ini adalah keluarga besar Pemuda Pancasila, kami perlu kami mendiskusikan dengan para pelaku sejarah yang bernaung di MPO ( Majelis Pertimbangan Organisasi ) Pemuda Pancasila, dan Lembaga-lembaga di dalam Pemuda Pancasila seperti Sapma, SrikandI, Koti Mahatidana, dan Lembaga lembaga lainnya di dalam Pemuda Pancasila” ungkapnya
Menurut Enther, keputusan arah dukungan Pemuda Pancasila kabupaten Majalengka akan ditempuh melalui tahapan pleno internal, dengan harapan akan meminimalisir sakit hati dari calon bupati yang notabene semuanya dari keluarga besar Pemuda Pancasila
“akan terlebih dahulu kami diskusikan di internal dengan matang, karena itu tadi semua calon yang muncul saat ini adalah keluarga besar Pemuda Pancasila Majalengka. Sangat sulit memang menentukan yang terbaik diantara yang terbaik” tuturnya
Enther tak menampik adanya kader Pemuda Pancasila Majalengka yang telah menyatakan dukungan kepada salah satu calon bupati. Akan tetapi itu hanya bersifat personal dan tidak membawa nama organisasi
“saya akan segera mengistruksikan seluruh pengurus maupun PAC untuk tidak mendeklarasikan dukungan kepada salah satu calon Bupati, ini demi menjaga situasi politik yang tenang dan damai di kabupaten Majalengka” pungkasnya (AL)
