HUKRIM

Kalapas I Madiun Pimpin Rapat Koordinasi Program Rehabilitasi Pemasyarakatan

×

Kalapas I Madiun Pimpin Rapat Koordinasi Program Rehabilitasi Pemasyarakatan

Share this article

MADIUN, BUSERJATIM. COM GROUP — Lapas Kelas I Madiun Kanwil Kemenkumham Jatim menyelenggarakan Rapat Koordinasi Program Rehabilitasi Pemasyarakatan dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan persiapan program rehabilitasi bagi warga binaan. Rapat ini diadakan di ruang rapat Klinik Lapas, dipimpin oleh Kalapas Kadek Anton Budiharta serta Kabid Pembinaan Budi Ruswanto beserta Petugas Lapas yang menjadi Tim rehabilitasi.

Rapat koordinasi ini menjadi ajang untuk mengevaluasi program-program rehabilitasi yang akan berjalan serta merumuskan langkah-langkah yang perlu diambil untuk peningkatan lebih lanjut. Beberapa agenda yang dibahas antara lain adalah Penentuan Outcome Program Rehabilitasi, Program Kegiatan Rehabilitasi, Manajemen Pengorganisasian, dan Pelaksanaan Monitoring Evaluasi.

Dalam rapat tersebut, dibahas beberapa poin penting seperti Penentuan Outcome Program Rehabilitasi diantaranya, Terwujudnya Perubahan Perilaku Warga Binaan, Tidak ada WBP yang positif Narkotika, Kamar Hunian sesuai standar, Tidak ada yang melanggar tata tertib, dan peserta Disiplin dalam mengikuti kegiatan.

Dalam sambutannya Kalapas I Madiun Kadek Anton Budiharta, menyampaikan pentingnya kerja sama antara berbagai pihak dalam menciptakan program rehabilitasi yang berkelanjutan dan efektif. “Dengan adanya rapat koordinasi ini, kami berharap dapat terus meningkatkan kualitas program rehabilitasi kami sehingga warga binaan dapat memiliki kesempatan yang lebih baik untuk memperbaiki diri dan kembali menjadi anggota masyarakat yang produktif”.

Kegiatan ini sesuai dengan arahan Kakanwil Kemenkumham Jatim Heni Yuwono yang berharap dapat terus berinovasi dan mengembangkan program-program yang tidak hanya membantu rehabilitasi narapidana, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk kembali ke masyarakat sebagai individu yang bertanggung jawab dan produktif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Polemik Dugaan Intimidasi Polwan Terhadap Jurnalis di Renon, Ini Penjelasan Aipda Pt Denpasar – Polemik dugaan intimidasi yang dilakukan seorang oknum polisi wanita (Polwan) terhadap jurnalis Radar Bali di kawasan Lapangan Renon, Denpasar, menuai perhatian publik. Namun, oknum yang disebut, yakni Aipda Pt, membantah keras tudingan tersebut dan memberikan klarifikasi atas insiden yang terjadi pada Minggu (6/7/2025) sore. Kepada Radar Bali, Aipda Pt menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah melakukan intimidasi. Ia menyebut bahwa kejadian bermula saat dirinya kebetulan melintas dan melihat dua orang jurnalis tengah terlibat adu argumen sembari saling merekam satu sama lain menggunakan ponsel. > “Saya berharap media besar seperti Radar Bali tidak memuat berita yang menyimpang dari fakta hanya karena sentimen pribadi. Perlu saya tegaskan, saya tidak pernah melakukan intimidasi,” ujar Aipda Pt melalui pesan WhatsApp, Minggu malam. Menurutnya, upayanya murni untuk meleraikan adu mulut dan menjaga ketertiban di ruang publik, mengingat lokasi kejadian berada di kawasan strategis yang saat itu sedang dijaga karena keberadaan Kapolda dan pejabat utama (PJU) Polda Bali. > “Saya khawatir pertikaian tersebut bisa memicu kekerasan fisik. Maka saya bertanya, ada masalah apa? Saya imbau agar diselesaikan secara dewasa, atau jika perlu, laporkan secara resmi,” tambahnya. Setelah itu, kedua jurnalis dikabarkan menghentikan aksi saling merekam dan membubarkan diri. Aipda Pt juga menyampaikan bahwa ia sempat menegur salah satu jurnalis Radar Bali karena melanggar aturan lalu lintas, yakni berboncengan tanpa helm saat melintasi gapura utama lapangan. > “Saya lakukan itu bukan karena hubungan pribadi atau institusi, tapi karena tanggung jawab sebagai aparat untuk menjaga ketertiban umum,” katanya. Namun demikian, Aipda Pt menyayangkan itikad baiknya justru disalahartikan. Ia menyebut berita yang terbit sebagai fitnah dan penyimpangan fakta. Respons dari Wartawan Lain: Soal Etika dan Profesionalisme Sementara itu, dalam keterangan terpisah, jurnalis independen bernama Dede yang juga terlibat dalam insiden tersebut, menyatakan bahwa komunikasi awal dari pihak Radar Bali tidak mencerminkan etika profesional antar sesama wartawan. > “Dia berbicara kasar dan meremehkan media kecil, dengan mengatakan media saya tidak terdaftar di Dewan Pers. Padahal seharusnya, media besar justru merangkul, bukan melecehkan,” ucap Dede. Dede mengaku kecewa karena momen ketegangan tersebut justru dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk memperkeruh suasana dengan narasi sepihak. Pentingnya Etika dan Klarifikasi dalam Dunia Jurnalistik Polemik ini menyoroti pentingnya sikap profesional, etika komunikasi, dan verifikasi fakta dalam pemberitaan, terutama jika melibatkan sesama wartawan dan aparat penegak hukum. Insiden kecil di ruang publik berpotensi membesar apabila tidak diiringi itikad baik dan klarifikasi yang adil. Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari institusi kepolisian (Polda Bali) terkait dugaan intimidasi tersebut. Namun, publik berharap agar kedua belah pihak dapat menyelesaikan perbedaan secara bijak demi menjaga hubungan harmonis antara media dan aparat di lapangan Red
HUKRIM

DENPASAR, BUSERJATIM.COM GROUP – Polemik dugaan intimidasi yang…