DAERAH

Karna Sobahi Apresiasi Tradisi Rebo Wekasan, Dorong Apem Jadi Produk Unggulan UMKM Majalengka

×

Karna Sobahi Apresiasi Tradisi Rebo Wekasan, Dorong Apem Jadi Produk Unggulan UMKM Majalengka

Share this article

Majalengka – Bakal Calon Bupati Majalengka, Karna Sobahi, menyampaikan apresiasi mendalam terhadap tradisi Rebo Wekasan di Kampung Kaputren, Desa Putri Dalem, Kecamatan Jatitujuh.

Tradisi tahunan ini bukan hanya sebagai ritual penolak bala, tetapi juga memperkenalkan kue apem sebagai sajian khas yang berpotensi menjadi produk unggulan UMKM di Majalengka.

Karna mengaku terkesan dengan sambutan warga dan ketulusan mereka dalam melestarikan tradisi ini. Ia bahkan sempat mencoba kue apem yang dibuat secara khusus dalam rangka Rebo Wekasan.

“Putri Dalam, dalam rangka Rebo Wekasan ini, menyajikan kuliner khusus yaitu kue apem. Saya langsung mencoba tadi, luar biasa, dan ini akan menjadi potensi besar sebagai salah satu sajian khas UMKM di Majalengka,” ujar Karna Sobahi, Rabu (4/9/2024).

Ia juga mengungkapkan rasa harunya terhadap doa dan dukungan yang diberikan oleh masyarakat. Karna merasa bangga dan terhormat dengan kehadiran warga yang tulus mendoakannya, tanpa undangan khusus.

“Beliau-beliau ini hadir dengan ketulusan yang luar biasa, datang ke rumah pribadi saya tanpa saya undang. Ini merupakan kebanggaan dan keharuan bagi saya. Terima kasih atas doanya, semoga Majalengka ke depan lebih sejahtera, lahir dan batin,” tambah Karna.

Selain mengapresiasi tradisi Rebo Wekasan, Karna juga menekankan pentingnya menjaga dan mengembangkan kuliner tradisional sebagai bagian dari upaya pengembangan UMKM.

Ia percaya bahwa banyak jenis makanan khas Majalengka, seperti kue apem, yang dapat menjadi ikon daerah dan memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal.

“Sebetulnya, banyak jenis makanan di Majalengka ini yang merupakan produk tradisional rakyat yang terkadang terabaikan. Saya selalu tertarik bertanya kepada tukang sorabi, tukang apem, atau pembuat makanan khas lainnya. Mereka menciptakan makanan ini secara murni, tanpa campuran lain, sebagai bentuk pelestarian warisan leluhur,” jelas Karna.

Menurut Karna, makanan tradisional ini tidak hanya sekadar kuliner, tetapi juga merupakan refleksi dari karya rakyat yang memiliki ciri khas daerah dan harus terus dikembangkan agar tetap lestari.

Dengan dorongan untuk mempromosikan kuliner tradisional seperti apem, Karna berharap Majalengka dapat dikenal tidak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kekayaan kuliner dan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Sementara Ketua Imah Kaputren, Amin Halimi, menjelaskan bahwa tujuan dari pembagian apem ini adalah sebagai bentuk doa agar Pilkada di Majalengka berjalan dengan lancar, aman, dan kondusif.

Apem pertama diserahkan kepada bakal calon bupati Karna Sobahi, kemudian kepada Eman Suherman. Selain itu juga memberikan kue apem ini kepada pihak-pihak terkait seperti KPU, Bawaslu, dan Pemda Majalengka.

Pada tahun ini, kue apem tersebut tidak hanya dibagikan kepada masyarakat setempat, tetapi juga kepada sejumlah bakal calon bupati yang akan bertarung dalam Pilkada Majalengka.

Pembuatan kue apem ini dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat Kampung Kaputren. Bahan-bahan pembuatan apem berasal dari swadaya warga, yang kemudian bersama-sama membuat adonan. Tahun ini, sekitar dua kuintal setengah adonan apem disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pembagian kue.

“Kegiatan ini menjadi simbol doa kami agar Majalengka dijauhkan dari segala macam mara bahaya, terutama saat pelaksanaan Pilkada. Kami berharap semuanya berjalan dengan lancar dan damai,” tambah Amin.

Tradisi Rebo Wekasan di Kampung Kaputren dimulai sejak pagi hari dengan kegiatan salat sunnah berjamaah sebagai bagian dari ikhtiar meminta perlindungan dari bencana.

Setelah itu, kegiatan berlanjut dengan pembuatan kue apem dan pembagian kepada warga serta para tokoh yang terlibat dalam Pilkada Majalengka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *