HUKRIM

Dua Bule Ditembak di Villa Daerah Munggu Badung, Satu Tewas

×

Dua Bule Ditembak di Villa Daerah Munggu Badung, Satu Tewas

Share this article

BUSERJATIM GRUOP –

Mangupura  – Aksi penembakan di Vila Casa Santisya 1, Jalan Pantai Munggu Seseh Gang Maja, Banjar Sedahan, Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung pada Sabtu (14/6/2025) pukul 00.15 Wita. Akibat kejadian itu, korban, Zivan Radmanovic (33) tewas di tempat. Sedangkan Sanar Ghanim (19) mengalami luka – luka. Sementara kedua pelaku sedang dalam pengejaran polisi.

Aksi penembakan itu begitu cepat dan dramatis. Pelaku diduga lebih dari satu, tiba-tiba datang dan masuk ke dalam villa ditempati dua bule Australia. Pelaku membawa senjata dan tiba-tiba saja menembak dua korban di kamar vila.

“Pelaku menerobos vila dan menembak kedua korban di dalam vila,” beber sumber.

Dari aksi penembakan itu, kedua bule bersimbah darah di dalam kamar setelah diberondong dengan senjata api. Usai menembak korban, pelaku kabur.
Sumber menyebutkan, dalam peristiwa itu korban Zivan R (32) tewas di TKP. Jenazah Zivan R sudah dievakuasi ke RSUP Prof Ngoerah, Sanglah, untuk dilakukan autopsi.

Sedangkan Sanar G (35) sekarat dan segera jalani operasi untuk mengeluarkan sejumlah butir peluru yang masih bersarang di tubuhnya.

“Korban yang sekarat di rumah sakit masih dalam penanganan medis,” ujar sumber lagi.

Insiden berdarah ini sudah diselidiki oleh jajaran Polres Badung dan dibackup oleh Polda Bali. Polisi masih melakukan penyelidikan guna mengungkap siapa pelakunya dan apa motif penyerangan tersebut.

Kabid Humas Polda Bali Kombespol Ariasandy SIK yang dikonfirmasi membenarkan peristiwa penembakan itu. Ia mengatakan kasus ini segera akan dirilis Polres Badung.

“Bener ada penembakan, rilisnya kita tunggu dari Polres Badung,” tegasnya Sabtu, 14 Juni 2025.

 

[ dd99 ]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Polemik Dugaan Intimidasi Polwan Terhadap Jurnalis di Renon, Ini Penjelasan Aipda Pt Denpasar – Polemik dugaan intimidasi yang dilakukan seorang oknum polisi wanita (Polwan) terhadap jurnalis Radar Bali di kawasan Lapangan Renon, Denpasar, menuai perhatian publik. Namun, oknum yang disebut, yakni Aipda Pt, membantah keras tudingan tersebut dan memberikan klarifikasi atas insiden yang terjadi pada Minggu (6/7/2025) sore. Kepada Radar Bali, Aipda Pt menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah melakukan intimidasi. Ia menyebut bahwa kejadian bermula saat dirinya kebetulan melintas dan melihat dua orang jurnalis tengah terlibat adu argumen sembari saling merekam satu sama lain menggunakan ponsel. > “Saya berharap media besar seperti Radar Bali tidak memuat berita yang menyimpang dari fakta hanya karena sentimen pribadi. Perlu saya tegaskan, saya tidak pernah melakukan intimidasi,” ujar Aipda Pt melalui pesan WhatsApp, Minggu malam. Menurutnya, upayanya murni untuk meleraikan adu mulut dan menjaga ketertiban di ruang publik, mengingat lokasi kejadian berada di kawasan strategis yang saat itu sedang dijaga karena keberadaan Kapolda dan pejabat utama (PJU) Polda Bali. > “Saya khawatir pertikaian tersebut bisa memicu kekerasan fisik. Maka saya bertanya, ada masalah apa? Saya imbau agar diselesaikan secara dewasa, atau jika perlu, laporkan secara resmi,” tambahnya. Setelah itu, kedua jurnalis dikabarkan menghentikan aksi saling merekam dan membubarkan diri. Aipda Pt juga menyampaikan bahwa ia sempat menegur salah satu jurnalis Radar Bali karena melanggar aturan lalu lintas, yakni berboncengan tanpa helm saat melintasi gapura utama lapangan. > “Saya lakukan itu bukan karena hubungan pribadi atau institusi, tapi karena tanggung jawab sebagai aparat untuk menjaga ketertiban umum,” katanya. Namun demikian, Aipda Pt menyayangkan itikad baiknya justru disalahartikan. Ia menyebut berita yang terbit sebagai fitnah dan penyimpangan fakta. Respons dari Wartawan Lain: Soal Etika dan Profesionalisme Sementara itu, dalam keterangan terpisah, jurnalis independen bernama Dede yang juga terlibat dalam insiden tersebut, menyatakan bahwa komunikasi awal dari pihak Radar Bali tidak mencerminkan etika profesional antar sesama wartawan. > “Dia berbicara kasar dan meremehkan media kecil, dengan mengatakan media saya tidak terdaftar di Dewan Pers. Padahal seharusnya, media besar justru merangkul, bukan melecehkan,” ucap Dede. Dede mengaku kecewa karena momen ketegangan tersebut justru dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk memperkeruh suasana dengan narasi sepihak. Pentingnya Etika dan Klarifikasi dalam Dunia Jurnalistik Polemik ini menyoroti pentingnya sikap profesional, etika komunikasi, dan verifikasi fakta dalam pemberitaan, terutama jika melibatkan sesama wartawan dan aparat penegak hukum. Insiden kecil di ruang publik berpotensi membesar apabila tidak diiringi itikad baik dan klarifikasi yang adil. Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari institusi kepolisian (Polda Bali) terkait dugaan intimidasi tersebut. Namun, publik berharap agar kedua belah pihak dapat menyelesaikan perbedaan secara bijak demi menjaga hubungan harmonis antara media dan aparat di lapangan Red
HUKRIM

DENPASAR, BUSERJATIM.COM GROUP – Polemik dugaan intimidasi yang…