BUSERJATIM GRUOP –
Bangli – Suasana di Banjar Tabh, Songan, Kintamani, Bangli, mendadak mencekam pada Sabtu (14/6) sore. Sebuah video kericuhan di arena sabung ayam menyebar cepat, memperlihatkan insiden tragis yang berujung pada tewasnya seorang pria, Komang Alam (37).
Lebih mengejutkan lagi, terduga pelaku adalah I Wayan Luwes alias Mangku Luwes (40), seorang mantan narapidana yang baru dua bulan bebas dari Lapas Nusakambangan, dan kini dalam kondisi kritis.
Apa sebenarnya yang terjadi di balik insiden berdarah ini, dan bagaimana rekam jejak kelam Mangku Luwes?
Peristiwa mengerikan ini bermula sekitar pukul 16.00 WITA, saat Mangku Luwes tiba di arena tajen. Sumber di lokasi kejadian menyebutkan bahwa Luwes datang dalam kondisi mabuk.
“Diduga saat itu Mangku Luwes datang dalam kondisi mabuk,” ungkap seorang sumber yang enggan disebutkan namanya.
Dalam keadaan gelisah, Luwes langsung mencari penanggung jawab arena.
Pertemuannya dengan Komang Alam berujung pada adu mulut yang memanas.
Video yang beredar menunjukkan Komang Alam memegang tongkat panjang, sementara Mangku Luwes menggenggam pisau besar. Ketegangan memuncak, dan perkelahian tak terhindarkan.
Nahas, pisau yang dibawa Mangku Luwes mengenai perut Komang Alam. Meski terluka parah, pria bertato itu sempat berdiri.
Namun, Mangku Luwes juga dikabarkan terluka akibat terkena taji (pisau aduan ayam).
Keduanya segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Bangli. Sayangnya, Komang Alam dinyatakan meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan intensif.
Sementara itu, kondisi Mangku Luwes kritis dan direncanakan akan dirujuk ke RSUP Prof. Dr. IGNG Ngoerah Denpasar.
Nama I Wayan Luwes alias Mangku Luwes bukanlah nama baru di catatan kepolisian. Ia adalah terpidana kasus penebasan maut di jalan menuju Pura Kayu Selem, Desa Songan, Kintamani, Bangli, pada tahun 2016, yang membuatnya divonis 17 tahun penjara.
Kasus tersebut cukup menggegerkan publik dengan kronologi yang brutal.
Dalam pra-rekonstruksi kasus tahun 2016, terungkap bahwa insiden bermula saat Komang Kresna Wijaya, yang di bawah pengaruh narkoba, terjatuh dari motornya dan ditertawakan oleh korban I Gede Pasek.
Merasa tersinggung, Kresna mengadu kepada Mangku Luwes. Mendengar pengaduan itu, Luwes naik pitam dan bersama adik serta anaknya, menuju lokasi kejadian. Kresna bahkan sempat mengambil kapak dari kamarnya.
Setibanya di lokasi, Kresna menunjukkan Gede Pasek kepada Luwes
Dengan senjata tajam di tangan (Kresna membawa kapak, Luwes membawa pentungan kayu dan pedang), mereka menyerang korban.
Pengakuan Luwes yang berbelit-belit, bahkan mengaku meredam amarah Kresna, dimentahkan oleh saksi-saksi yang menyatakan ia justru proaktif memulai penganiayaan.
Dalam adegan rekonstruksi yang mengerikan, Luwes (diperankan polisi) paling awal maju dan memukul Gede Pasek dengan pentungan hingga korban terjatuh.
Kemudian, Kresna menghujamkan kapaknya berkali-kali ke kepala korban hingga terkapar bersimbah darah.
Kini, Mangku Luwes kembali terlibat dalam insiden berdarah, kali ini di arena sabung ayam, dan diduga dalam kondisi mabuk.
Pihak kepolisian dan TNI telah dikerahkan untuk mengamankan lokasi kejadian guna mengantisipasi aksi balas dendam dari kerabat kedua belah pihak.
[ dd99 ]